Apendisitis akut
Definisi
• Apendisitis akut adalah peradangan akut pada apendiks
• Diperkirakan terjadi pada 7-8% populasi, dengan insidensi puncak pada dekade kedua atau ketiga
• Kondisi ini terjadi akibat adanya obstruksi lumen apendiks yang menyebabkan peningkatan progresif tekanan intraluminal yang menekan aliran vena. Cedera iskemik dan proliferasi bakteri berlebih akibat stasis isi lumen ini menyebabkan respon radang.
• Penyebab obstruksi bisa berupa hiperplasia folikel limfoid (dipicu oleh infeksi), striktur, fecalith, neoplasma, parasit, benda asing
Manifestasi Klinis
• Pola khas keluhan nyeri: nyeri awal bersifat tumpul, sulit dilokalisir, sekitar periumbilikal; kemudian berpindah ke kuadran kanan bawah (titik McBurney)
• Demam, mual, dan muntah
• Komplikasi: abses, perforasi, peritonitis
Makroskopis
• Tampakan makroskopis bervariasi dari normal hingga nekrotik atau hemoragik
• Dapat ditemukan perforasi dinding apendiks, fecalith, nanah dan atau darah dalam lumen
Mikroskopis
• Tanda-tanda radang akut: infiltrat neutrofil dan edema pada seluruh lapisan dinding apendiks, dilatasi pembuluh darah dengan ekstravasasi eritrosit
• Peradangan bisa meluas ke jaringan lemak dan ikat di luar apendiks (disebut periapendisitis)
• Mukosa apendiks mengalami erosi hingga ulserasi, bisa didapati adanya area nekrosis
• Lumen berisi banyak eritrosit dan sel radang (terutama neutrofil)
• Proses radang dapat bertahap dari fokal akut, supuratif akut, gangren, dan perforatif
Terapi
• Terapi definitif: apendektomi (bisa laparoskopik atau terbuka) dengan antibiotik
• Terapi konservatif (drainase dan antibiotik) bisa digunakan untuk abses apendiks terlokalisir
• Pasien lansia disarankan melakukan kolonoskopi untuk mengeksklusi etiologi neoplasma
Prognosis
• Tingkat mortalitas di negara maju sekitar 0,08%, sedangkan di negara berkembang sekitar 1-4%
Daftar Pustaka
Bhangu A, Søreide K, Saverio S Di, Assarsson JH, Drake FT. Acute appendicitis : modern understanding of pathogenesis, diagnosis, and management. Lancet. 2015;386:1278–87.