• UGM
  • IT Center
Universitas Gadjah Mada Belajar Patologi
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Visi & Misi
  • Patologi Umum
    • Jejas Sel, Kematian Sel, dan Adaptasi
    • Radang dan Perbaikan Jaringan
    • Gangguan Hemodinamik
    • Penyakit Sistem Kekebalan
    • Neoplasia
    • Penyakit Genetik
    • Penyakit Terkait Lingkungan dan Nutrisi
    • Penyakit Infeksi
  • Patologi Sistemik
    • Patologi Jantung dan Pembuluh Darah
    • Patologi Sistem Hematopoietik dan Limfoid
    • Patologi Paru
    • Patologi Ginjal dan Saluran Kemih
    • Patologi Rongga Mulut dan Saluran Pencernaan
    • Patologi Hati, Kandung Empedu, Saluran Bilier, dan Pankreas
    • Patologi Sistem Genitalia Pria dan Saluran Kemih Bagian Bawah
    • Patologi Sistem Genitalia Wanita dan Payudara
    • Patologi Sistem Endokrin
    • Patologi Tulang, Sendi, dan Tumor Jaringan Lunak
    • Patologi Otot dan Saraf Tepi
    • Patologi Sistem Saraf Pusat
    • Patologi Kulit
  • Kasus
  • Serba-serbi
  • Kegiatan
  • Kuis
    • Kuis Jejas Sel, Kematian Sel, dan Adaptasi
    • Kuis Radang dan Perbaikan Jaringan
    • Kuis Neoplasia
  • Kontak
    • Forum Diskusi
  • Video
    • AKU RAPOPO: Hidup Bahagia Bersama Kanker Payudara
    • AKU RAPOPO: Tetap Sehat Bersama Kanker Leher Rahim
    • Apa itu Aspirasi Jarum Halus (AJH)?
    • Bagaimana Nasib Jaringan Tubuh Setelah Dioperasi?
  • Beranda
  • Artikel
  • Mengenali Karsinoma Papiler Tiroid Lewat Gambaran Inti

Mengenali Karsinoma Papiler Tiroid Lewat Gambaran Inti

  • Artikel, Patologi Sistem Endokrin
  • 27 June 2019, 19.38
  • Oleh: admin
  • 0

Karsinoma papiler merupakan jenis keganasan yang paling sering terjadi pada tiroid, terutama pada wanita usia reproduktif. Secara klinis, karsinoma papiler muncul sebagai nodul atau massa yang tidak terasa nyeri pada leher atau limfonodi leher. Biasanya berupa cold nodule. Sekitar 67% tumbuh pada tiroid saja, 13% pada tiroid dan limfonodi leher, dan 20% pada limfonodi saja.

Faktor resikonya antara lain:

  • Radiasi pengion pada usia sebelum 20 tahun (pada akne (1), tonsillitis, tinea kapitis, pembesaran timus)
  • Post-Chernobyl (terutama pada anak-anak (2)) atau paparan ledakan nuklir di Pulau Marshall (3)
  • Tiroiditis Hashimoto (4)
  • Poliposis adenomatosa familial (5)
  • Familial (4.5% kasus, prognosisnya sama dengan kasus sporadik) (6)

Secara mikroskopik, karsinoma papiler cukup mudah dikenali apabila terdapat gambaran papiler, bercabang, dengan tangkai fibrovaskuler. Namun apabila tidak dijumpai gambaran papiler, lesi ini dapat dikenali dari morfologi intinya yang khas. Apa saja gambaran morfologi inti yang dapat dipakai sebagai tanda khas untuk karsinoma papiler?

  1. Gambaran ground glass (secara optik tampak jernih). Anak inti biasanya kurang jelas dan terdorong ke membran inti, yang tampak menebal. Perubahan ini tampak pada sediaan dari blok paraffin, tetapi kurang tampak atau sama sekali tidak nampak pada sediaan frozen section atau sitologi. Gambaran ground glass terutama tampak sangat jelas pada jaringan yang difiksasi dengan formalin berkonsentrasi tinggi.
  2. Nuclear pseudoinclusion. Gambaran pseudoinklusi pada inti terjadi karena invaginasi sitoplasma dan nampak sebagai vakuola asidofilik berbatas tegas. Berkebalikan dengan gambaran ground glass, pseudoinklusi sudah tampak jelas pada sediaan frozen section dan aspirasi. Pseudoinklusi tersebut reaktif terhadap pengecatan imunohostokimia β-catenin dan kadang-kadang kolagen tipe IV. Gambaran ini harus dibedakan dengan nuclear bubbles yang dapat nampak pada berbagai macam lesi dan organ karena artefak prosesing sediaan. Nuclear bubbles tersebut apabila nampak cenderung mengenai semua inti dan mutipel dalam satu inti.
  3. Nuclear groove. Gambaran ini cenderung terjadi pada inti yang berbentuk oval atau spindle, dan pada umumnya memanjang sesuai aksis panjang inti. Gambaran ini terjadi karena pelipatan membran inti. Ketidakteraturan membran inti tampak jelas dengan bantuan petanda spesifik untuk emerin, suatu protein membran inti.
  4. Mikrofilamen inti. Beberapa kasus tampak dengan gambaran nuclear clearing karena akumulasi fibril seperti benang.

Daftar pustaka

  1. De Jong SA, Demeter JG, Jarosz H, Lawrence AM, Paloyan E. Thyroid carcinoma and hyperparathyroidism after radiation therapy for adolescent acne vulgaris. Surgery 1991;110:691-5.
  2. Nikiforov YE. Radiation-induced thyroid cancer: what we have learned from chernobyl. Endocr Pathol 2006;17:307-17.
  3. Takahashi T, Schoemaker MJ, Trott KR, et al. The relationship of thyroid cancer with radiation exposure from nuclear weapon testing in the Marshall Islands. J Epidemiol 2003;13:99-107.
  4. Okayasu I, Fujiwara M, Hara Y, Tanaka Y, Rose NR. Association of chronic lymphocytic thyroiditis and thyroid papillary carcinoma. A study of surgical cases among Japanese, and white and African Americans. Cancer 1995;76:2312-8.
  5. Perrier ND, van Heerden JA, Goellner JR, et al. Thyroid cancer in patients with familial adenomatous polyposis. World J Surg 1998;22:738-42; discussion 43.
  6. Ito Y, Kakudo K, Hirokawa M, et al. Biological behavior and prognosis of familial papillary thyroid carcinoma. Surgery 2009;145:100-5.

Recent Posts

  • Kasus #8: Benjolan Betis
  • Apa itu terapi kanker imunoterapi PD-1/PD-L1?
  • Kasus #7
  • Kasus #6
  • Kuis Neoplasia
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada

Jalan Farmako Sekip Utara, Yogyakarta

55281 Indonesia

+62 274 540460 / +62 877 0609 3903

belajarpatologi.fk@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju